Kamis, 24 November 2016

"Ma Fena Lo ..."

         

          “Pengalaman adalah guru yang paling baik”, dan pasti dari pengalaman kita akan mendapatkan sesuatu yang baik. Pengalaman itu saya dapat ketika mengikuti kegiatan sosial Traveling and Teaching bersama komunitas 1000 Guru Kupang di sebuah Desa yang kecil yaitu Dusun Banli, Desa Op, Kecamatan Nunkolo, Kabupaten TTS.  1000 Guru Kupang adalah sebuah komunitas yang  peduli terhadap pendidikan dari anak – anak yang ada di NTT terutama di daratan Timor yang memiliki keterbatasan dalam hal keadaan sekolah yang tidak memadai, sarana dan prasarana, serta keadaan lingkungan yang tidak mendukung untuk anak – anak ini bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti mereka yang bersekolah di kota. 1000 Guru Kupang melakukan pendekatan dengan cara mengunjungi untuk memotivasi, memberikan dorongan, serta memberikan sedikit bantuan dari apa yang mereka punya. Dalam kunjungannya yang ke 8 (Traveling and Teaching 8), tim 1000 Guru Kupang yang terdiri dari 25 orang Pengajar ini disambut meriah dengan natoni serta tari – tarian oleh anak – anak SDN TRK (Tambahan Ruang Kelas) Banli serta para warga setempat. SDN TRK Banli memiliki 107 siswa yang terbagi dalam 6 ruang kelas dengan keadaan kelas yang sangat sederhana dimana semua ruang kelasnya terbuat dari kayu bebak yang rentan sekali untuk roboh ketika musim hujan dan angin tiba.
Pada kesempatan itu saya bersama 24 pengajar dan tim 1000 Guru Kupang memberikan sedikit ilmu yang kita miliki, bukan saja ilmu pasti tapi lebih ke motivasi, dorongan dan dedikasi, serta sugesti agar mereka tetap miliki cita – cita dan harapan yang pasti di masa depan. Tidak hanya memberikan ilmu dan motivasi, sesekali kami juga memberikan sedikit rejeki yang kami miliki dalam bentuk game dan quis berhadiah, dengan tujuan agar mereka tetap semangat dan gembira dengan kedatangan kami di tengah – tengah mereka. Bukan hanya tentang pendidikan, tapi Tim 1000 Guru Kupang mengadakan penyuluhan sikat gigi, pemeriksaan kesehatan untuk anak – anak sekolah dan para warga serta memberikan hiburan nonton bersama ditengah gelapnya Dusun Banli. Setelah melakukan semua kegiatan yang telah kami rencanakan, alam Dusun Banli pun membalas kedatangan kami dengan pemandangan dan udara yang segar yang telah tersedia di Pantai Banli yang letaknya tidak jauh dari tempat kami menginap. Pantai Banli memiliki pasir dan batu yang tidak kalah bagusnya dengan Pantai Kolbano, pantai warna biru muda dan biru tua yang terbentang luas seperti hati kami pun ingin lepas tanpa alas bermain bersama  anak – anak dengan bebas. Tidak hanya pantainya yang indah, budaya, kesederhanaan, kebaikan serta keramahan para warga membuat kami merasa bahwa mereka adalah keluarga yang mungkin selama ini kita tidak ingin terlalu tau tentang mereka, karna pola hidup dan keadaan mereka tidak sama seperti kita yang hidup dilingkungan yang serba ada. Walaupun hanya 2 hari kami disana, tapi Dusun yang kecil ini banyak memberikan kami pengalaman yang bahkan lebih dari kata baik. Dan sebernarnya bukan kita lah yang memberi pelajaran dan motivasi kepada mereka, tetapi mereka lah yang banyak memberikan pelajaran dan motivasi kepada kita tentang sebuah kata yang kita lupa untuk mengucapkannya yaitu kata syukur.
          Akhir dari sebuah perjalanan, kesimpulan dari sebuah pengalaman bahwa Tanah Timor terlalu indah untuk di ceritakan dan sebuah ungkapan dari Desa Op, Dusun Banli yang melambangkan kebahagiaan serta rasa syukur saya untuk pengalaman ini adalah “ma fena lo …” yang artinya  “lu talalu na …”









































Previous Post
Next Post

About Author

0 komentar: