“Pengalaman adalah guru yang paling baik”, dan pasti
dari pengalaman kita akan mendapatkan sesuatu yang baik. Pengalaman itu saya
dapat ketika mengikuti kegiatan sosial Traveling and Teaching bersama komunitas
1000 Guru Kupang di sebuah Desa yang kecil yaitu Dusun Banli, Desa Op,
Kecamatan Nunkolo, Kabupaten TTS. 1000
Guru Kupang adalah sebuah komunitas yang peduli terhadap pendidikan dari anak – anak
yang ada di NTT terutama di daratan Timor yang memiliki keterbatasan dalam hal keadaan
sekolah yang tidak memadai, sarana dan prasarana, serta keadaan lingkungan yang
tidak mendukung untuk anak – anak ini bisa mendapatkan pendidikan yang layak
seperti mereka yang bersekolah di kota. 1000 Guru Kupang melakukan pendekatan
dengan cara mengunjungi untuk memotivasi, memberikan dorongan, serta memberikan
sedikit bantuan dari apa yang mereka punya. Dalam kunjungannya yang ke 8
(Traveling and Teaching 8), tim 1000 Guru Kupang yang terdiri dari 25 orang
Pengajar ini disambut meriah dengan natoni serta tari – tarian oleh anak – anak
SDN TRK (Tambahan Ruang Kelas) Banli serta para warga setempat. SDN TRK Banli memiliki
107 siswa yang terbagi dalam 6 ruang kelas dengan keadaan kelas yang sangat sederhana
dimana semua ruang kelasnya terbuat dari kayu bebak yang rentan sekali untuk roboh
ketika musim hujan dan angin tiba.
Pada kesempatan itu saya bersama 24 pengajar dan tim 1000
Guru Kupang memberikan sedikit ilmu yang kita miliki, bukan saja ilmu pasti
tapi lebih ke motivasi, dorongan dan dedikasi, serta sugesti agar mereka tetap
miliki cita – cita dan harapan yang pasti di masa depan. Tidak hanya memberikan
ilmu dan motivasi, sesekali kami juga memberikan sedikit rejeki yang kami miliki
dalam bentuk game dan quis berhadiah, dengan tujuan agar mereka tetap semangat
dan gembira dengan kedatangan kami di tengah – tengah mereka. Bukan hanya
tentang pendidikan, tapi Tim 1000 Guru Kupang mengadakan penyuluhan sikat gigi,
pemeriksaan kesehatan untuk anak – anak sekolah dan para warga serta memberikan
hiburan nonton bersama ditengah gelapnya Dusun Banli. Setelah melakukan semua
kegiatan yang telah kami rencanakan, alam Dusun Banli pun membalas kedatangan
kami dengan pemandangan dan udara yang segar yang telah tersedia di Pantai
Banli yang letaknya tidak jauh dari tempat kami menginap. Pantai Banli memiliki
pasir dan batu yang tidak kalah bagusnya dengan Pantai Kolbano, pantai warna
biru muda dan biru tua yang terbentang luas seperti hati kami pun ingin lepas
tanpa alas bermain bersama anak – anak
dengan bebas. Tidak hanya pantainya yang indah, budaya, kesederhanaan, kebaikan
serta keramahan para warga membuat kami merasa bahwa mereka adalah keluarga
yang mungkin selama ini kita tidak ingin terlalu tau tentang mereka, karna pola
hidup dan keadaan mereka tidak sama seperti kita yang hidup dilingkungan yang
serba ada. Walaupun hanya 2 hari kami disana, tapi Dusun yang kecil ini banyak
memberikan kami pengalaman yang bahkan lebih dari kata baik. Dan sebernarnya
bukan kita lah yang memberi pelajaran dan motivasi kepada mereka, tetapi mereka
lah yang banyak memberikan pelajaran dan motivasi kepada kita tentang sebuah
kata yang kita lupa untuk mengucapkannya yaitu kata syukur.
Akhir dari sebuah
perjalanan, kesimpulan dari sebuah pengalaman bahwa Tanah Timor terlalu indah
untuk di ceritakan dan sebuah ungkapan dari Desa Op, Dusun Banli yang
melambangkan kebahagiaan serta rasa syukur saya untuk pengalaman ini adalah “ma
fena lo …” yang artinya “lu talalu na …”
0 komentar: