Jumat, 28 Oktober 2016 kemarin di Taman Nostalgia Kupang,
sebuah komunitas bernama BETA NTT yang merupakan wadah promosi objek wisata,
seni budaya (alat musik tradisional, lagu daerah, tarian daerah), pakaian adat,
cerita rakyat, tenunan, sejarah (monumen, kerajaan, benteng, gua) dan apa saja yang
menjadi ciri khas NTT ini membuat sebuah kegiatan positif berupa Fashion Street
dan Photo Shoot dengan tema “Pemuda Cinta
Tenun Ikat” yang melibatkan peserta pelajar dari SD sampai SMA, mahasiswa, para
model dan Fotografer Kota Kupang yang sore itu semua berpakaian motif Tenun
Ikat yang dimodifikasi semenarik
mungkin. Komunitas yang mempunyai visi dan misi mengenalkan, menyadarkan
dan membenahi ini beranggotakan para pemuda dan pemudi dari semua golongan yang
merasa bangga dengan NTT. Antusias dari
masyarkat Kota Kupang sore itu langsung terasa, terlihat dari para pengunjung
yang sebenarnya tujuan utama mereka ke Taman Nostalgia untuk berjalan – jalan,
jajan salome (makanan khas Taman Nostalgia) atau pacaran tapi mereka malah asyik melihat keanegaragaman NTT yang
ditampilkan oleh para peserta Fashion Street. Sesekali MC memperkenalkan
pakaian adat yang digunakan oleh peserta Fashion Street kepada para penonton,
tapi tidak sedikit dari para penonton (termasuk saya sendiri) tidak mengetahui
asal dari beberapa jenis kain adat tersebut. Nah… inilah peran dari Komunitas
Beta NTT yang terus bersemangat memperkenalkan budaya NTT, tidak hanya Kain
Tenun Ikat saja tapi semua warisan budaya yang ada pada Provinsi NTT sehingga budaya
kita yang beragam ini lebih dikenal dan diminati oleh Indonesia bahkan dunia.
Minggu, 30 Oktober 2016
Jumat, 28 Oktober 2016
SARJANA ITU JUARA
Pendidikan adalah hal yang wajib dilaksanakan oleh semua orang terutama
generasi penerus bangsa, apalagi di era modern seperti sekarang ini. Terkadang ilmu
tidak memandang fisik serta usia, sehingga orang yang mempunyai keterbatasan
fisik pun bisa mendapatkan ilmu yang layak serta tidak sedikit juga para orang
tua berlomba – lomba untuk mendapatkan ilmu sampai mereka merasa bahwa mereka
sudah sampai di garis finis.
Di kota kupang sudah
banyak terdapat Universitas, Perguruan Tinggi maupun Akademik yang memfasilitasi
siapa saja yang ingin menuntut ilmu dengan berbagai fasilitas dan berbagai macam
jurusan konsentrasi. Kita ambil contoh Universitas Nusa Cendana Kupang (UNDANA)
yang pada tahun ini (angkatan 2016/2017) menerima mahasiswa ± 7 ribu mahasiswa
dengan berbagai pilihan jurusan. Contoh lain seperti Sekolah TInggi Ilmu
Komputer Kupang (STIKOM) yang pada tahun ini meluluskan ± 2 ratus mahasiswa regular
maupun extension. Dari fakta ini kita bisa melihat bahwa begitu banyak orang
yang sangat membutuhkan pendidikan sebagai bekal mereka untuk bersaing di
dalam dunia kerja. Sehingga gelar sarjana selalu menjadi
primadona bagi setiap siswa yang sedang menuntut ilmu. Tapi dari sekian banyak
mahasiswa yang berkeinginan menimba ilmu, tidak sedikit mahasiswa yang gagal
atau tidak bisa menyelesaikan kuliahnya sampai tuntas, dengan berbagai alasan seperti
masalah ekonomi, pergaulan bebas, malas serta ingin lepas dari tanggungjawabnya
sebagai mahasiswa.
Apakah anda sebagai mahasiswa merasa sadar bahwa ketika
kita sedang kuliah atau menuntut ilmu secara tidak langsung kita sedang
berlomba. Berlomba melawan apa? Melawan semua tantangan yang kita hadapi dalam
proses untuk mendapatkan gelar sarjana. Siapa saja lawan kita? Lawan terbesar
kita adalah kita sendiri yang selalu muncul dalam diri seperti rasa malas, cepat
terpengaruh, patah semangat, serta kurang tanggungjawab. Masalah ekonomi, uang,
sarana dan prasarana serta dosen itu semua bisa kita lawan dengan sebuah tekad
bahwa sarjana adalah harga mati. Tinggal sekarang bagaimana strategi agar kita
bisa memenangkan lomba ini, bisa mencapai garis finis tanpa ada rasa pesimis.
Ketika kita bisa sarjana dan mengangkat medali, saya yakin bukan hanya orang tua
kita saja yang menangis, tapi dalam hati kita akan terlukis sebuah kata bangga,
bangga karena setidaknya dulu dengan sebuah tekad, kita pernah mengubah “Tekanan menjadi Tantangan”, mengubah halangan dan rintangan. Dan bahkan sampai sekarang
anda sebagai mahasiswa belum sadar kalau anda sedang berada dalam arena perlombaan yang juaranya akan didapat
bila anda menjadi seorang sarjana, itulah hadiah sesungguhnya.
Kamis, 27 Oktober 2016
Pasar : Wisata para Wanita
Pasar ? ya… cukup
membayangkan saja, anda sudah bisa mengatakan bahwa di pasar itu pasti ramai, semberaut,
macet, kotor dan bau. Pasar adalah tempat untuk kita bisa mendapatkan apa yang
menjadi kebutuhan utama kita, yaitu bahan pokok makanan atau biasa disebut
SEMBAKO, sehingga bisa dibayangkan kenapa suasana pasar tidak kondusif karena semua orang pasti akan datang ke pasar untuk mencari kebutuhan utama mereka. Tapi saya mau bilang bahwa, pasar adalah salah satu tempat yang tidak
kalah dari tempat wisata yang ada di Kota Kupang yang paling memiliki daya
tarik untuk selalu dikunjungi, kenapa ? Walaupun suasananya tidak nyaman secara
tidak sadar pasar adalah tempat para wanita atau ibu – ibu berekreasi, berbagi
komunikasi, mencari solusi untuk konsumsi dan bagi para pedagang, pasar adalah tempat
mereka mencari rejeki. Anda bisa melakukan riset kecil – kecilan mengapa para
wanita khususnya ibu – ibu rumah tangga sering
pergi ke pasar. Selain ke pasar adalah rutinitas utama mereka dan juga karena
pasar menyediakan bahan pokok makanan, para ibu rumah tangga tetap merasa
senang dan enjoy – enjoy saja saat pergi ke pasar walaupun kondisi pasar yang
tidak nyaman. Hal yang paling dasarnya adalah karena sebagian besar sifat dasar
dari para wanita itu adalah “suka shoping”. Betul atau Salah ?
Kalau ditanya : “Mengapa
wanita suka berbelanja di pasar?” jawaban simpelnya adalah karena di pasar
banyak barang yang murah dibandingkan dengan pasar lainnya (bukan pasar
tradisional) seperti minimarket, lippo plaza dan mall yang lebih bersih dan
nyaman. Pertanyaan pembandingnya : “minimarket, lippo plaza serta mall (bisa
dikatakan pasar modern) juga tidak kalah bahkan lebih ramai dari pasar ?”, ya…
ramai karena selain menjual SEMBAKO, juga
menyediakan wahana permainan yang canggih dan menarik yang tidak terdapat di
pasar. Tapi bisa dilihat bahwa tempat – tempat seperti ini hanya tempat
alternatife yang dikunjungi ketika ada kebutuhan atau keinginan lain dan pasar
tetap menjadi tempat rekreasi utama dan bahkan yang pertama untuk mencari
kebutuhan rumah tangga. Daya tarik pasar mungkin tidak berhenti sampai disini,
seperti “Hari Pasar” yaitu hari yang paling ditunggu oleh ibu - ibu rumah tangga karena barang yang dijual pasti lebih lengkap dari hari
biasanya, bisa juga ada diskon dari barang – barang tertentu atau biasa ada
baju RB (baju rombengan) yang bagus dan pastinya harga yang membuat ibu – ibu
tersenyum lebar. Apakah anda juga pernah menghitung jumlah pengunjung mana yang
paling banyak antara pengujung di pantai Lasiana dan Pasar Oesapa Kupang ?. Di
lihat dari kebutuhan dan rutinitasnya pasti Pasar Oesapa memiliki jumlah
pengunjung yang paling banyak, dan bila anda perhatikan sebagian besar orang yang
ada di pasar adalah para wanita atau ibu
– ibu rumah tangga.
Jadi secara tidak langsung
pasar adalah tempat rekreasi para ibu – ibu, bisa dibilang tempat wisata para
wanita karena pasar adalah kebutuhan utama.